Interior Ruang tamu berkonsep Wabi Sabi (Sumber: gettyimages.com)

Apakah kalian pernah menemui sebuah bangunan yang terlihat seperti belum selesai dibangun namun sudah beroperasi? Ya bangunan tersebut bukan tidak selesai dibangun, melainkan memakai konsep yang disebut Wabi Sabi. Wabi Sabi adalah istilah filosofi yang berasal dari Jepang yang mengapresiasi ketidaksempurnaan dan menganggapnya sebagai hal yang indah. Contoh penggunaan konsep Wabi Sabi yang banyak diterapkan di Indonesia yaitu pada interior Cafe dan Vape store. Di Indonesia konsep interior bangunan seperti ini masih belum populer dan sering dianekdotkan dengan konsep “Proyek bangunan mangkrak” karena menampilkan kesan seperti bangunan yang belum selesai dibangun. 

Interior kamar tidur berkonsep Wabi Sabi (Sumber: gettyimages.com)

Jika dilihat dari makna katanya, istilah Wabi Sabi berasal dari 2 kata yaitu “Wabi” yang artinya keindahan dalam kekurangan atau kemiskinan dan “Sabi”  yang artinya “keindahan beragam karena waktu” seperti cacat, retak, berkarat, dll. Konsep Wabi Sabi lebih memahami tentang menerima sesuatu sebagaimana mestinya tanpa harus menghabiskan waktu untuk mengharapkan sesuatu yang lebih. Konsep ini juga melatih diri untuk menemukan hal-hal positif dalam situasi yang kurang ideal.

Retakan pada keramik menghasilkan sesuatu yang indah (Sumber: gettyimages.com)

Saat arsitektur di dunia berlomba-lomba untuk menghasilkan kesan yang mulus dan simetris pada interior, Wabi Sabi hadir dengan apa adanya. Interior pada konsep Wabi Sabi menekankan pada kesederhanaan, tidak neko-neko, minimalis, dan membawa unsur alami dengan warna yang hangat dan earthy. Dalam konsep ini terdapat 7 prinsip, yaitu :

• Kanso: Kesederhanaan.
• Funkinseki: Ketidak simetrisan.
• Shibumi: Keindahan yang diremehkan.
• Shizen: Kealamian.
• Yugen: Syukur yang tidak kentara.
• Datsuzoku: Bebas dari kebiasaan.
• Seijaku: Ketenangan.

Furnitur yang rendah khas Wabi Sabi (Sumber: gettyimages.com)

Jika ingin mengimplementasikan konsep Wabi Sabi pada hunian anda, berikut adalah poin poin yang harus diperhatikan :

1. Memanfaatkan yang ada

Prinsip kesederhanaan mendorong kita untuk menggunakan yang sudah ada daripada harus membeli yang baru. Sortir barang yang benar benar kita butuhkan di rumah dan jual atau bagikan yang tidak perlu. Dengan begitu ruangan dapat menjadi lebih lega dan lebih fungsional

1. Pemilihan warna dan tekstur

Wabi-Sabi menggunakan warna yang hangat, kalem, dan tidak mencolok. Biasanya dinding rumah tidak perlu di finishing agar tekstur bata, beton, atau kayu dapat ditampilkan untuk mendapatkan kesan alami. Cat yang terkelupas pada dinding juga akan menambah kesan yang estetis

1. Menghargai bentuk rumah apa adanya

Konsep ini mengajarkan agar kita tetap bahagia dimanapun kita hidup. Jika ingin merubah bentuk rumah, perlu diingat bahwa memerlukan waktu dan tenaga lebih untuk hal tersebut. Perbaiki apa yang rusak dan memanfaatkan cahaya alami. Bentuk pada hunian tidak selamanya harus simetris. Apresiasi juga bentuk-bentuk yang asimetris dan cacat karena merupakan bagian dari kesederhanaan.

1. Tidak perlu diganti, cukup ditata ulang

Seringkali kita ingin furnitur yang baru karena melihat trend rumah masa kini, atau sekedar ingin mengganti cat dinding yang terkelupas. Dalam Wabi-Sabi kita diajarkan untuk menerima apa adanya. Jika kita tidak suka dengan barang tersebut, kita bisa menata ulang layout sehingga menampilkan suasana baru. Ini akan menampilkan kesan historis pada rumah. 

Wabi sabi bukan hanya sekedar konsep Interior dalam arsitektur, tapi juga bagaimana mindset hidup dan cara pandang kita terhadap kesederhanaan dan mensyukuri apa yang sudah ada. Tidak ada yang sempurna, tapi kita masih bisa melihat keindahan dari ketidaksempurnaan itu.